ANEMIA
Di Susun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyakit Non. Obstetri
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dari karuniaNya kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ‘Anemia’ ini. Makalah ini kami
buat untuk menyelesaikan tugas dalam mata kuliah penyakit non obstetri serta
membantu pembaca memahami Anemia.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan, dan bimbingan selama kami
mengerjakan makalah ini, juga kepada dosen kami yang telah membimbing kami
selama belajar di kampus, terutama dosen pembimbing kami dalam mata kuliah ini
yaitu Jenny J S Sondakh, S.Si.T., M.Clin.Mid yang telah memberikan ilmunya
kepada kami, dan kepada semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan
makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini
sangatlah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan maupun kata-kata yang
tetera dalam makalah ini. Kami juga mohon kritik dan saran pembaca agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Terima kasih, semoga makalah yang
kami buat ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Malang,
10 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Anemia merupakan masalah Kesehatan Masyarakat terbesar didunia
terutama Kelompok Wanita Usia Subur (WUS). Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lelah. Penurunan Kapasitas/ Kemampuan atau produktivitas kerja.
Bagi ibu Hamil anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan
kesakitan ibu dan bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan kematian
bayi, serta BBLR (Adrian, 2007).Anemia pada kehamilan merupakan masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya pun sangat besar terhadap sumber daya manusianya. Anemia pada saat
kehamian disebut “potential danger to mother and child” potensial membahayakan
ibu dan anak). Karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehataan. Pada Pengamatan lebih lanjut
menunjukan bahwa zat besi yang dapat di atasi melalui pemberian zat besi secara
teratur dan peningkatan gizi, khususnya pada daerah pedesaan, karena seringnya
dijumpai bumi dengan malnutrisi, persalinan dengan jarak berdekatan, dan bumi
yang dengan pendidikan dan tingkat sosial konomi darah. (ilmu kebidanan,
penyakit kandungan dan keluarga berencana; Manuaba; 1998).
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar Hb
di bawah 10 gram %. Perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan sering
menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah.
Penurunan kadar Hb pada wanita sehat hamil disebabkan ekspansi volume plasma
yang lebih besar pada peningkatan volume sel darah merah dan hemaglobin. Dua
penyebab paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan
akibat perdarahan. Anemia pada kehamilan bisa mengakibatkan abortus, persalinan
preterm, partus lama karena inersia uteri, syok, infeksi intra persalinan
maupun pasca persalinan, payah jantung pada anemia yang sangat berat, hingga
kematian bagi ibu. Janin yang dikandungnya dapat mengalami kematian,
prematuritas, cacat bawaan, hingga kekurangan cadangan besi. Untuk pencegahan
berupa pemberian tablet besi selama kehamilan.( Manjoer, 2001:288)
Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil antara 20 % sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gram% sebagai dasarnya (Manuaba,1998 : 29). Sedangkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Prawirohardjo,2002:281)
Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil antara 20 % sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gram% sebagai dasarnya (Manuaba,1998 : 29). Sedangkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Prawirohardjo,2002:281)
Pada kelompok dewasa anemia terjadi pada wanita usia reproduksi,
terutama pada wnita hamil dan menyusui karena mereka banyak mengalami
defisiensi besi (Fe). Presentase Wanita hamil dari keluarga miskin terus
meningakat seiring bertambah usia kehamilan (8 % anemia di trimester I, 12%
anemia di trimester II, dan29%anemiaditrimesterIII.(Adrian,2007)
1.2 Rumsuan
Masalah
1.
Apa Definisi
Anemia?
2.
Bagaimana
Anatomi Fisiologi Anemia?
3.
Bagaimana
Patofisiologi Anemia?
4.
Apa Penyebab
Anemia?
5.
Apasaja
Klasifikasi Anemia?
6.
Bagaimana
Diagnosis Anemia?
7.
Apasaja Tanda dan
Gejala Anemia?
8.
Apa Komplikasi
Pada Kesehatan Reproduksi Wanita?
9.
Bagaimana Pola
diet Anemia?
10.
Bagaimana
peatalaksanaanpada Anemia?
1.3 Tujuan
1)
Untuk
Mengetahui Apa Definisi Anemia?
2)
Untuk
Mengetahui Bagaimana Anatomi Fisiologi Anemia?
3)
Untuk
Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Anemia?
4)
Untuk
Mengetahui Apa Penyebab Anemia?
5)
Untuk
Mengetahui Apasaja Klasifikasi Anemia?
6)
Untuk
Mengetahui Bagaimanacara Mendiagnosis Anemia?
7)
Untuk
Mengetahui Apasaja Tanda dan Gejala Anemia?
8)
Untuk
MengetahuiApa Komplikasi Pada Kesehatan Reproduksi Wanita?
9)
Untuk
Mengetahui Bagaimana Pola diet Anemia?
10)
Untuk
Mengetahui Bagaimana peatalaksanaan pada Anemia?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Anemia
Anemia
adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau
hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah
suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma,
1999).
Anemia
didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin dalam darah kurang dari 13,5 gr/dl
pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 gr/dl pada wanita dewasa. (hoffbrand,
2005). Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari
12g/dl pada wanita yang tidak hamil (cuningham,2012).Klasifikasi anemia dibagi
menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia defisiensi besi, anemia
penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B12, defisiensi asam
folat), Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastik (Mansjoer,
1999:547).
2.1.1 Anemia
dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan
kadar hemoglobin di bawah 11gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi,
terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2006).
Anemia untuk
wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0 gr/dl (varney, 2007).Anemia dalam
kehamilan adalah anemia kekurangan besi, jenis anemia yang pengobatannya mudah
bahkan murah (Manuaba, 1998)
2.2 Anatomi
Fisiologi
Fisiologi Kardiovaskular
1. Perubahan
hemodinamik
Pada wanita
hamil akan terjadi peningkatan volume darah sebesar 30-50 % yang dimulai sejak
trimester pertama dan mencapai puncaknya pada kehamilan32-34 minggu dan menetap
sampai aterm. Peningkatan volume plasma darah (30-50%) disbanding sel darah
(20-30%). Mengakibatkan hemodelusi dan menurunkan konsentrasi hemoglobin.
Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output. Peningkatan cardiac
output akan mencapai puncaknya pada kehamilan 20 minggu.
Pada awal
kehamilan terjadi penurunan tekanan darah dan kembali naik secara perlahan mendekati
tekanan darah pada saat sebelum hamil pada saat kehamilan aterm..konsumsi
oksigen ibu juga meningkat 20% pada minggu pertama dan terus meningkat sekitar
30 %
2. Distribusi
aliran darah
Renal blood
flow meningkat skitar 30% dan menetap atau sedikit menurun sampai melahirkan.
Aliran darah kekulit meningkat 40-50% untuk menghilangkan panas. Total cairan
tubuh meningkat 6-8 liter yang sebagian besar berada pada ekstraseluler. Segera
setelah minggu ke 6 volume plasma akan meningkat dan pada trimester 2 mencapai
nilai maksimal.
Perubahan
Anatomi Pada System Kardiovaskuler
1.
penebalan
dinding otot ventrikel (trimester 1)
2.
terjadi
dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung
3.
karena volume
rongga perut (abdomen) meningkat, menyebabkan hipertrofi jantung dan posisi
jantung bergeser ke atas dan kekiri
4.
pada
fonokardiogram terdapat splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik,
dan murmur diastolic
5.
-perubahan
tekanan darah
6.
Akibat
perubahan system kardiovaskuler :
7.
kebutuhan
suplai Fe ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/hari
8.
ibu hamiil
sering cepat merasa kelelahan
9.
bengkak pada
tungkai bawah, namun hati-hati jika bengkak berlebihan dan terjadi ditangan
atau muka karena bisa merupakan tanda pre-eklampsi
10.
terjadinya
anemia fisiologis
11.
10% wanita
hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic dalam posisi terlentang
Adaptasi Kehamilan Pada System Kardiovaskuler
Adaptasi
kardiovaskular melindungi fungsi normal wanita, memenuhi kebutuhan metabolic
tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan kebutuhan
janin. Meliputi :
1.
hemodelusi
volume plasma meningkat lebih banyak daripada sl darah merah.
Karena itu terjadi penurunan kadar hemoglobin yang mencolok. Hipervolemia yang
diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting antara lain :
mengisi ruang vaskular di uterus, jaringan pembuluh di payudara, otot, ginjal
dan kulit. Hipervolemia juga mengurangi efek pengeluaran hemogloblin pada
persalinan. Penurunan kekentalan darah memperkecil resistensi terhadap aliran
sehingga kerja jantung untuk mendorong darah menjadi lebih ringan. Faktor lain
dari penyebab defisiensi Fe adalah meningkatnya kebutuhan Fe ibu hamil.
Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester dua
(puncaknya usia kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) pada ibu hamil sehingga hemoglobin akan mengalami
penurunan, mengakibatkan anemia kehamilan fisiologis (Budiarti, 2009).
2.
tekanan darah
peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah.
Jantung harus memompa dengan kekuatan lebih besar terutama saat menjelang aterm
. sehingga terjadi sedikit dilatasi. Progesterone akan menimbulkan relaksasi
otot-otot polos dan menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darahyang akan
mengimbangi kekuatan dari jantung. Dengan demikian tekanan darah harus
mendekati nilai pada keadaan sebelum hamil. Walau demikian wanita hamil
cenderung mengalami hipotensi supinasio jikaterlentang karena vena cava inferior
akan tertekan oleh isi uterus.
3.
Daya pembekuan
darah
Daya pembekuan darah atau koagubilitas mengalami peningkatan selama
kehamilan, hal ini dapat berakibat pada
thrombosis vena. Jika koagubilitas ini tidak berhasilditingkatkan, maka saat
melahirkan akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat.
2.3
Patofisiologi
Darah bertambah
banyak dalam kehamilan yang tidak diimbangi dengan jumlah plasma menyebabkan
pengenceran darah. Plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita.
Pertama – tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output
meningkat (Saifuddin, 2006).
2.4 Penyebab
Menurut manuaba
(2007) penyebab anemia pada kehamilan adalah :
1.
Kekurangan
asupan zat besi
Kekurangan asupan zat besi tidak hanya dilihat dari konsumsi
makanan sumber zat besinya tetapi juga tergantung variasi penyerapannya (cth: Fe
pada makanan non daging seperti
iji-bijian, sayur, telur, buah tidak mudah diserap tubuh)
2.
Peningkatan
kebutuhan fisiologis
Kebutuhan Fe akan meningkat selama kehamilan untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin dan plasenta serta untuk menggantikan kehilangan darah
saat persalinan.
3.
Kebutuhan yang
berlebihan
Bagi ibu hamil yang memiliki kehamilan (multiparitas), kehamilan
kembar,riwayat anemia, maupun perdarahan pada kehamilan sebelumnya membutuhkan
pemenuhan zat besi yang lebih banyak
4.
Malabsorbsi
Gangguan penyerapan zat besi pada usus dapat menyebabkan pemenuhan
zat besi pada ibu hamil terganggu
5.
Kehilangan
darah
Kehilangan darah yang dimaksud disini dalah kehilangan darah yang
banya pada persalinan yang lalu,
operasi, perdarahan akibat infeksi kronis misalnya cacingan
2.5
Klasifikasi Anemia
Pemeriksaan
hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya
dilakukan untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan darah minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu pada trimester I dan III (Dep.Kes RI, 2002)
Klasifikasi
dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2006)
1.
Anemia defiensi
besi (sebanyak 62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dalam makanan, karena gangguan reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena
terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
2.
Anemia
megaloblastik (sebanyak 29%)
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik,
yaitu kurangnya vitamin B dalam tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel
baru, termasuk sel-sel darah merah yang baru.
3.
Anemia
hipoplastik (sebanyak 8%)
Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang mampu
membuat sel – sel darah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang
disebabkan oleh infeksi berat (sepsis), keracunan dan sinar rongten atau sinar
radiasi. Pengobatan yang paling baik adalah dengan pemberian transfuse berulang
4.
Anemia
hemolitik (sebanyak 0,7%)
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pada
pembuatannya. Hal ini dapat terjadi karena kecacatan sel darah itu sendiri
(contoh: anemia sel sabit, thalasemia), kemudian ada juga karena organ limpa
menghancurkan sendiri sel darah merah (missal karena infeksi tumor, gangguan
autoimun,efeksamping obat, leukemia, dst). Pengobatan dengan transfuse,
pemberian obat kortikosteroid(menghambat respon imun menghancurkan sel darah
merah), pemberian immunoglobulin intravena, dan operasi (kasus
parah=pengangkatan limpa)
Klasifikasi
anemia menurut WHO dan Dep.Kes RI
a.
Normal : Kadar Hb dalam darah 11 gr%
b.
Anemia Ringan :
Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%
c.
Anema berat :
Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
2.6
Diagnosis
1.
Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata
berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah lebih hebat pada
hamil muda.
2.
Pemeriksaan
fisik
a.
Penderita
terlihat lemah.
b.
Kurang
bergairah.
3.
Pada inspeksi
muka, conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan dasar
kuku kelihatan pucat.
4.
Pada
pemeriksaan palpasi kemungkinan didapatkan splenomegali dan takhirkardi.
5.
Pada
pemeriksaan auskultasi dapat terdengar bising jantung.
6.
Pemeriksaan
Laboratorium (Kadar Hb) :
Klasifikasi
anemia menurut WHO dan Dep.Kes RI
a.
Normal
: Kadar Hb dalam darah 11 gr%
b.
Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10
gr%
c.
Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
2.7 Tanda
dan Gejala
Manifestasi
klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit kepala, edema
mata kaki dan dispnea waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).
Tanda- tanda
klinis:
-
Letih, sering
menganuk, malaise
-
Pusing lemah
-
Nyeri kepala
-
Luka pada lidah
-
Kulit pucat
-
Membrane mukosa
pucat (missal pada konjungtiva)
-
Bantalan kuku
pucat
-
Tidak ada nafsu
makan, mual, muntah
2.8
Komplikasi Pada Kesehatan Reproduksi Wanita
1.
Bahaya anemi
pada kehamilan :
Dapat terjadi abortus, persalinan premature, hambatan tumbuh
kembang janin dalam tubuh, mudah terjadi infeksi, ancaman ekompresasi kordis
(hb kurang dari 6), mola hidatidosa, hyperemesis gravidarum, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan anemia pada trimester III meningkatkan
resiko buruknya pemulihan akibat kehilangan darah saat persalinan, begitu juga
takikardi, nafas pendek, dan ketihan maternal(Robinson 2011)
2.
Bahaya saat
persalinan
-
Gangguan his,
kekuatan mengejan
-
Kala pertama
dapat berlangsung lama
-
Kala dua
berlangsung lama
-
Kala uri dapat
diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri
-
Kala empat
terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri
3.
Bahaya saat
nifas
-
Terjadi sub
involusio uteri yang menimbulkan perdarahan post partum
-
Memudahkan
infeksi puerpurium
-
Pengeluaran asi
berkurang
-
Terjadi
dekompresasi kordis mendadak setelah persalinan
-
Anemia kala
nifas
4.
Bahaya anemi
pada janin :
Anemia mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi
gangguan dalambentuk abortus, kematian intrauterine, persalinan prematuritas, berat
badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi
mudah mendapat infeksi, sampai kematianperinatal, hingga intelegensia rendah
(Manuaba, 2010)
2.9 Pola
Diet
1)
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi seperti daging, bayam, hati ayam, hati sapi,
brokoli, kacang-kacangan, ikan sarden, rumput laut, tahu, tempe dsb
2)
Mengkonsumsi
vit. C karena dapat membantu penyerapan zat besi dalam usus, contoh makanan
yang membantu penyerapan zat besi : daun singkong, daun katuk, bayam, jeruk,
jambu, tomat, dsb
3)
Minum tablet
tambah darah sesuai anjuran bidan/dokter
4)
Fe
diminumkurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan atau
jus jeruk
5)
Hindari minum
Fe dengan susu, kopi, teh, atau obat-obatan, sebaiknya beri jarak konsumsi
sekitar 2-4 jam
2.10
Penatalaksanaan Pada Kehamilan dan Persalinan
A.
Pencegahan anemia
Nutrisi yang
baik adalah cara terbaik untuk mencegah anemia. Makan makanan yang tinggi
akndungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur,
dan kacang tanah). Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
dengan dosis 60 mg setiap harinya. Pemantauan cara minum Fe yang Benar karena
hal ini sangat mempengaruhi efektivitas penyerapan zat besi. Konseling mengenai
bahan makanan yang mengandung zat besi dancara pengolahannya. Konseeling
mengenai efek samping dan cara penanganannya.dsb.
B. Penanganan
anemia
Penatalaksanaan
dan asuhan medis terhadap anemia yaitu:
1)
Pada
pemeriksaan ANC bidan mengkaji penyebab anemia dan riwayat diet untuk
mengetahui adakah kemungkinan pica, kebiasaan mengidam berlebihan dan
mengkonsumsi makanan tertentu dan riwayat medis yang adekuat dan uji yang
tepat. (robson,2011)
2)
Memberikan
sulfat ferrosa 200mg 2-3 kali sehari. Diberikan 1 tablet pada hari pertama
kemudian dievaluasi apakah ada keluhan (missal mual, muntah, feses berwarna
hitam), apabila tidak ada keluhan maka pemberian dilanjutkan sampai anemia
terkoreksi(robson,2011)
3)
Apabila
pemberian zat besi peroral tidak berhasil (missal pasien tidak koperatif) maka
bisa diberikan dosis parenteral (per IM atau per IV), dihitung sesuai berat
badan dan deficit zat besi (robson 2011)
4)
Transfuse darah
diindikasikan bila terjadi hipovolemia akibat kehilangan darah atau prosedur
operasi darurat. Wanita hamil dengan anemia sedang yang secara hemodinamis
stabil, dapat beraktivitas anpa menurunkan gejala menyimpang dan tidak septik,
transfuse darah tidak diindikasikan, tetapi diberi terapi besi selama
setidaknya 3 bulan (Cunningham, 2013)
5)
Evaluasi
pemberian terapi dengan cara pemantauan kadar Hb dapat dilakukan 3-7 hari
setelah hari pertama pemberian dosis sulfat ferosa (retikulosit meningkat mulai
hari ke tiga dan mencapai puncaknya pada hari ke tujuh). Sedangkan pemantauan
kadar Hb pada pasien yang mendapat transfuse dilakukan minimal 6 jam setelah transfuse
(Yan, 2011)
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada tata laksana anemia :
1)
Pengobatan
hendaknya berdasarkan diagnosis definitive
2)
Pemberian
hematiink tanpa indikasi jelas tidak dianjurkan
3)
Pengobatan
anemia dapat berupa:
Ø Terapi untuk keadaan darurat, misalnya anemia berat
Ø Terapi supportif
Ø Terapi khas untuk masing-masing anemia
Ø Terapi percobaan untuk diagnose definitive yang tidak dapat
ditegakkan (perlu pemantauan kondisi pasien dan penyakitnya)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anemia adalah keadaan rendahnya
jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau hematokrit di bawah normal.
Sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dengan kadar hemoglobin di
bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau
kadar <10,5gr% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya
dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2. Anemia dalam kehamilan terbagi mennjadi beberapa jenis yaitu
anemia defisiensi zat besi, anemia hipoplastik,anemia megaloblastik, dan anemia
hemolitik, penanganan kita sebagai bidan dalam menangani anemia adalah dengan
cara pemeriksaan ANC terpadu, pemberian tablet Fe, dan berkolaborasi dengan
rumah sakit untuk melakukan rujukan pasien
Saran
Kita harus
waspada untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil, karena resiko dari
terkena anemia sendiri sangat besar, dengan melakukan ANC secara terpadu,
pemberian tablet Fe, dan langkah lain dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu
hamil.
Daftar pustaka
Pearce,
evelyn. C.2006. anatomi dan fisiologi
untuk paramedic. Pt gramedia : Jakarta
Syaifudin.
2009. Fisiologi tubuh manusia.
Salemba medika : Jakarta
Saifuddin,
abdul bari. 2009. Ilmu kebidanan. Pt
bina pustaka sarwono prawirohardjo: Jakarta
Sulistyawati
ari, 2009. Asuhan kebidanan pada masa
kehamialn : salemba medika: Jakarta
Arsinah,
dewie sulistyorini, dkk.2010. asuhan kebidanan masa
kehamilan. Yogyakarta : graha ilmu
Sunarsih,
tri. Dewi, Vivian nanny lia.2011. asuhan
kebidanan untuk kehamilan untuk kebidanan. Jakarta : salemba medika
Holmes,
Debbie baker, Philip. N. 2011. Buku ajar
ilmu kebiidanan. Jakarta : EGC
Komentar
Posting Komentar